BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada dunia agroindustri sangat penting memperhatikan suatu bahan yang
digunakan termasuk mengetahui aliran dan proses suatu bahan tersebut. Untuk
mengetahui aliran dan proses suatu bahan banyak cara yang dapat digunakan salah
satunya dengan cara menggunakan peta kerja keseluruhan. Dengan adanya peta
kerja ini diharapkan dapat membantu dan menerangkan secara lebih mudah untuk
seseorang dalam memahami hal yang berhubungan dengan bahan yang digunakan.
Peta kerja keseluruhan dapat dibuat dengan beberapa cara, contohnya seperti
peta proses operasi, peta aliran proses dan diagram aliran. Masing-masing peta
kerja mempunyai fungsi yang berbeda.
Pada acara I ini kami mencoba membahas lebih dalam mengenai peta kerja
keseluruhan. Dalam peta kerja keseluruhan terdapat beberapa masalah, seperti
bagaimana cara membuat peta kerja, bagaimana cara mendapatkan data yang baik
untuk membuat peta kerja dan bagaimana menggunakan peta kerja tersebut.
Sebelum melakukan praktikum kita harus mengetahui
terlebih dahulu alasan melakukan praktikum, mengetahui tujuan dengan
diadakannya praktikum tersebut dan mengetahui bagaimana cara melakukan
praktikum. Dengan adanya praktikum kali ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
kami dan menambah wawasan kami mengenai peta kerja keseluruhan.
B. Tujuan
Praktikan dapat membuat peta kerja seperti peta proses operasi, peta aliran
proses, diagram aliran (bagan tali) berdasarkan proses produksi yang terjadi.
C. Manfaat
1. Dapat membuat peta kerja
keseluruhan.
2. Mengetahui macam-macam peta kerja
keseluruhan.
3. Dapat mengetahui aliran dan
proses suatu bahan.
BAB II
DASAR
TEORI
Definisi
dari teknik tata cara kerja adalah ilmu yang mempelajari tentang cara terbaik
dalam merancang sebuah sistem kerja. Hal yang paling dasar dalam merancangan
sebuah sistem kerja adalah membuat peta kerja. Peta kerja adalah peta yang
menggambarkan proses sistem kerja secara lengkap dan terstruktur. Secara umum
peta kerja dibagi menjadi dua, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja
setempat. Peta kerja keseluruhan terdiri dari Peta Proses Operasi (PPO) atau Operation
Process Chart (OPC), Peta Aliran Proses (PAP), Peta Kelompok Kerja, dan
Diagram Alir. Sedangkan peta kerja Setempat terdiri dari Peta Pekerja dan Mesin
serta peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Anonim, 2009).
Banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja di lantai
pabrik, salah satunya adalah dengan mengarahkan operator bekerja, sesuai dengan
urutan dan waktu pengerjaan yang sebenarnya. Untuk itu dibutuhkan suatu Peta
Operasi Proses ( Operation Process Chart
) yang lebih sering disebut dengan istilah OPC. OPC sangat bermanfaat untuk
mengurangi keterlambatan operator dalam menggoperasikan mesinnya, karena waktu
pengerjaan untuk semua operasi sudah disesuaikan dengan keadaan dan kondisi
operator. Peta proses operasi itu sendiri adalah peta kerja yang mencoba
menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut dalam
elemen-elemen operasi secara detail. Dengan demikian keseluruhan operasi kerja
dapat digambarkan dari awal sampai menjadi produk akhir sehingga analisa
perbaikan dari masing-masing operasi kerja secara individual maupun
urutan-urutannya secara keseluruhan akan dapat dilakukan (Baroto, 2002).
Peta aliran proses menggambarkan segenap aktifitas yang terlibat di dalam
sebuah proses. Peta ini serupa dengan peta proses operasi, kecuali rinciannya
yang lebih banyak karena mencakup juga gerakan-gerakan transportasi dan delay di
samping operasi, inspeksi dan penyimpanan. Tujuan peta ini adalah untuk
diteliti setiap aktifitas atau gerakan dalam proses itu. Pada peta ini terdapat
beberapa pertanyaan yang diajukan untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan
perbaikan, seperti apakah suatu aktifitas tersebut diperlukan, apakah aktifitas
tersebut bisa dikombinasikan dengan aktifitas lain, apakah urutan kerja perlu
diubah, dapatkan aktifitas tersebut diperbaiki dan apakah operatornya sudah pas
(Footlik, 1968).
Diagram
aliran menggambarkan proses operasi yang
tampak pada peta aliran proses yang lebih jelas, yaitu menggambarkan layout
dan area pabrik yang ada kemudian dibuat aliran proses
yang ada di dalamnya. Meskipun peta aliran
proses sanggup memberikan informasi yang tepat
dan mendetail mengenai suatu proses produksi
namun tidak menunjukkan gambaran yang jelas mengenai aliran kerja yang
sebenarnya dalam suatu pabrik (Moore, 1962).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Peta Kerja.
http:/mushma.wordpres.com. diakses 24 Maret 2009. 23:35
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan
dan Pengendalian Produksi. Penerbit Ghalia Indonesia . Jakarta
Footlik, I.M. 1968. Materials Handling and Plan Layout.
Lincoln Exstension Institute. Cleveland
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Kertas millimeter
3. Penggaris
4. Meteran
5. Pensil warna
6. Data hasil kunjungan bakpia 25
B.
Prosedur Praktikum
1. Cara Membuat Peta Proses Operasi
a.
Menuliskan
Peta Proses Operasi yang diikuti informasi lain seperti nama obyek, nama
pembuat peta, tanggal dipetakan dan nomor peta.
b.
Menuliskan
diatas garis horizontal untuk bahan yang akan diproses, apabila bahan yang
digunakan lebih dari satu maka bahan utama dituliskan paling kanan.
c.
Menggambar
garis menurun, menunjukkan data operasi atau inspeksi yang dialami dengan
menggunakan lambang lingkaran dan bujur sangkar
d.
Menuliskan
informasi nama operasi atau inspeksi, kondisi operasi, mesin yang digunakan
atau stasiun kerja yang melaksanakan operasi atau inspeksi di sebelah kanan
lambang lingkaran atau bujur sangkar.
e.
Menuliskan
waktu yang diperlukan di sebelah kiri lambang lingkaran dan bujur sangkar.
f.
Menggambarkan
bahan yang mengalami operasi atau inspeksi di sebelah kiri bahan utama atau
bahan dengan proses terpanjang.
g.
Menggambarkan
langsung di titik bahan tambahan bergabung apabila bahan tambahan tidak
mengalami operasi.
h.
Memberi
penomoran pada kegiatan operasi atau inspeksi yang dilakukan secara berurutan
sesuai dengan urutan operasi atau inspeksi yang terjadi.
i.
Menuliskan
ringkasan jumlah kegiatan operasi atau inspeksi setelah selesai membuat PPO.
j.
Mengevaluasi
kemungkinan adanya perbaikan urutan proses atau penghematan waktu.
2. Cara Membuat Peta Aliran Proses
a.
Membuat
formulir PAP.
b.
Mengisi
sesuai dengan kegiatan yang diamati.
c.
Menentukan
aliran bahan atau orang yang diamati.
d.
Melengkapi
kolom sebelah kanan dengan data, seperti jarak perpindahan, jumlah orang yang
terlibat, waktu yang dibutuhkan, metode perpindahan, frekuensi perpindahan,
nomor departemen dan lain-lain.
e.
Melanjutkan
ke seluruh proses.
f.
Mengkaji peta
untuk kemungkinan perbaikan.
3. Cara Menbuat Diagram Aliran
a.
Membuat
gambar tata letak industri.
b.
Menerjemahkan
PAP dalam gambar tata letak yang telah dibuat.
c.
Mengevaluasi
tata letak dalam industri dari pola aliran bahan yang terbentuk.
B.
Pembahasan
Pada suatu perusahaan proses produksi tidak boleh diabaikan. Proses
produksi sangat menentukan produk yang dihasilkan, contohnya seperti kecepatan
produksi, alur produksi, kualitas produksi dan lain-lain. Pada praktikum
pertama kali ini kami membahas mengenai peta kerja yang erat hubungannya dengan
proses produksi khususnya proses produksi yang terjadi pada suatu perusahaan.
Sebelum membahas lebih dalam, kita harus mengetahui dahulu apa yang
dimaksud dengan peta kerja. Peta kerja
adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara otomatis dan jelas.
Peta kerja dapat digunakan untuk melihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik kemudian
menggambarkan semua langkah yang dialaminya sampai akhir. Dalam peta kerja
dapat dibuat dengan cara konvensional atau rancangan yang bertitik berat pada
cara grafis sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan dengan cara kuantitatif
atau menggunakan metode-metode statistik yang umumnya diklasifikasikan sebagai
penelitian operasional. Tujuan utama dari peta kerja digunakan untuk memodelkan
keadaan asli dari sesuatu yang diinginkan pada suatu pabrik dengan pertimbangan
dapat menghilangkan semua tindakan operasi yang tidak bermanfaat, menghilangkan
proses penundaan atau waktu tunggu pada suatu bahan yang digunakan, memilih
mesin yang sesuai atau menghilangkan mesin yang tidak diperlukan, menggabungkan
suatu proses operasi dalam satu bidang kerja dan menentukan urutan operasi
untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Sebelum membuat peta kerja harus memperhatikan data yang digunakan sesuai
pada tiap perpindahan dalam seluruh daur aliran dan pada setiap aspek
perpindahan yang juga harus mempunyai ketepatan agar peta yang dibuat tidak
melenceng dari proses operasi yang sebenarnya. Untuk memudahkan pemahaman pada
peta kerja dibantu dengan menggunakan lambang, seperti operasi yang dilambangkan dengan lingkaran yang menunjukkan pada
perlakuan ini terjadi perubahan sifat baik secara fisik maupun kimiawi yang
terjadi pada benda kerja, inspeksi
yang dilambangkan dengan bujur sangkar yang menunjukan adanya pemeriksaan pada
benda kerja baik untuk segi kualitas maupun kuantitas barang, transportasi yang dilambangkan dengan
tanda panah yang menunjukkan adanya perpindahan tempat yang bukan bagian dari
suatu operasi yang dialami oleh benda kerja, delay atau penundaan yang dilambangkan seperti dengan huruf D yang
menunjukkan benda tidak menerima perlakuan atau mengalami perubahan (menunggu),
penyimpanan yang dilambangkan dengan
segitiga yang menunjukkan adanya penyimpanan pada benda kerja pada waktu yang
lama, dan aktivitas gabungan antara operasi dengan inspeksi yang dilambangkan
dengan lingkaran dan bujur sangkar secara bertumpukan yang menunjukkan adanya
aktivitas operasi dan pemeriksaan yang dilakukan pada saat yang bersamaan pada
suatu tempat kerja.
Peta kerja berdasarkan kegiatannya dibagi menjadi dua, yaitu peta kerja
untuk kegiatan kerja secara keseluruhan dan peta kerja untuk menganalisa
kegiatan kerja setempat. Pada praktikum kali ini hanya akan membahas mengenai peta kerja secara keseluruhan. Pada peta
kerja keseluruhan terdapat beberapa peta kerja, seperti peta proses operasi,
peta aliran proses dan diagram aliran. Yang dimaksud dengan peta proses operasi (Operation Process Chart) adalah
peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan itu
menjadi elemen-elemen operasi secara logis dan sistematis. Keseluruhan operasi
kerja dapat digambarkan dari awal (raw
material) sampai menjadi produk akhir (finished good) sehingga analisa perbaikan dari masing-masing
operasi kerja dapat dilakukan secara individual maupun secara keseluruhan.
Untuk pembuatan peta kerja ini, simbol yang digunakan adalah simbol operasi dan inspeksi. Terkadang pada akhir proses dicatat tentang penyimpanan.
Penomoran dilakukan berurutan sesuai dengan urutan proses operasi dan inspeksi
serta diletakkan di dalam simbol. Waktu proses dan inspeksi diletakkan di
sebelah kiri simbol dan uraian proses, mesin, atau lokasi diletakkan di sebelah
kanan.
Pada peta proses
operasi memuat informasi tentang material yang digunakan, alat atau mesin yang
dipakai dan waktu tiap operasi maupun pemeriksaan. Dengan menggunakan peta
proses operasi kita dapat mengetahui kebutuhan akan mesin, bahan baku serta
dapat membantu menentukan tata letak pabrik. Peta proses operasi ini akan
memberikan daftar elemen-elemen operasi suatu pekerjaan secara berurutan. Suatu
elemen pekerjaan adalah sub divisi yang berlangsung singkat yang membagi siklus
kerja secara keseluruhan.
Ada beberapa aturan dasar dalam pembuatan peta proses
operasi, yaitu yang pertama menuliskan “peta proses operasi”. Kemudian menulis
semua identifikasi kerja lainnya, seperti nama obyek, nomor, gambar kerja, dan
lain-lain. Langkah yang ke dua menuliskan material yang akan diproses di atas
garis horizontal yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk dalam proses kerja.
Langkah yang ke tiga menempatkan lambang aktivitas pada arah vertikal secara
berurutan yang menunjukkan terjadinya
perubahan proses untuk tiap simbolnya. Langkah yang ke empat memberi nomor pada
kegiatan operasi secara berurutan sesuai dengan urutan proses yang diperlukan
untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
Penomoran pada kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan aturannya
sama dengan aturan pemberian nomor pada proses operasi. Langkah yang terakhir
adalah memetakan proses operasi terlebih dahulu untuk produk yang paling banyak
agar diperoleh peta proses operasi yang baik dan menggambarkannya pada garis
vertikal paling kanan sendiri.
Dari peta proses operasi yang kami buat merupakan peta
proses operasi yang datanya diambil dari perusahaan Bakpia 25. Nama objek dari
peta proses operasi kami adalah pembuatan bakpia yang dibuat pada tanggal 20
Maret 2009 dengan nomor peta 1. Dari peta proses operasi yang kami buat, bahan
utama atau bahan yang mengalami proses paling banyak adalah bahan kacang hijau.
Perlakuan yang pertama terjadi ialah melakukan penimbangan terhadap bahan
tersebut dengan menggunakan alat penimbang yang dalam waktu bersamaan dilakukan
pemeriksaan pada bahan tersebut sehingga dilambangkan dengan lingkaran dan
bujur sangkar. Setelah itu diberi perlakuan penggilingan yang pertama kali
dengan menggunakan alat grinder dengan waktu 40 detik dan pada saat yang
bersamaan juga dilakukan pemeriksaan dengan penomoran operasi 2 dan inspeksi 2.
Proses selanjutnya adalah perendaman. Pada perendaman ini dibantu dengan bahan
lain atau air. Karena pada bahan tambahan atau air tersebut tidak mengalami
operasi maka digambarkan langsung pada titik bahan bergabung. Pada proses
perendaman ini menggunakan alat ember dengan waktu sebesar 7200 detik dan
diberi penomoran operasi 3. Proses selanjutnya adalah pemisahan kulit yang
dibantu dengan menggunakan alat saringan dengan waktu yang dibutuhkan sebesar
23 detik. Pada proses ini diberi penomoran operasi 4. Setelah pemisahan kulit
langkah selanjutnya adalah pengukusan yang dibantu dengan menggunakan alat boyler
dengan waktu yang dibutuhkan 7200 detik dan diberi penomoran operasi 5.
Selanjutnya dilakukan penggilingan yang kedua dengan dibantu menggunakan alat
penggiling yang memerlukan waktu sebesar 600 detik. Pada proses ini diberi
penomoran operasi 6. Setelah proses penggilingan kemudian dilanjutkan dengan
proses pemasakan yang ditambah dengan gula 1, minyak 1 dan garam 1 yang
masing-masing bahan memperoleh perlakuan operasi dan inspeksi. Pada bahan gula
1 diberi penomoran operasi 7 dan inspeksi 3, pada bahan minyak 1 diberi
penomoran operasi 8, dan inspeksi 4 dan pada bahan garam 1 diberi penomoran
operasi 9 dan inspeksi 5. Pada proses pemasakan dibantu dengan menggunakan alat
mixer yang membutuhkan waktu sebesar 7200 detik. Pada proses pemasakan diberi
penomoran operasi 10. Langkah selanjutnya diteruskan dengan pendinginan yang
dibantu dengan alat meja yang dikerjakan secara manual dengan waktu yang
dibutuhkan untuk pendinginan selama 86400 detik dan diberi penomoran operasi 11
dan inspeksi 6. Setelah didinginkan kemudian diteruskan dengan penghalusan yang
dibantu dengan meja dan dikerjakan secara manual. Pada proses ini diberi
penomoran sebagai operasi 12. Langkah selanjutnya pengisian kumbu yang diisi
dengan bahan yang telah disiapkan. Untuk membuat isi tersebut memakai bahan
terigu, minyak 2, gula 2, garam 2 dan air yang masing-masing bahan tersebut
diberi perlakuan penimbangan yang dibantu dengan alat penimbang. Pada proses
penimbangan terigu terjadi proses operasi dan inspeksi karena terjadi
pengurangan jumlah dan perlu pemeriksaan yang disesuaikan dengan ukuran. Pada
proses penimbangan terigu diberi penomoran sebagai operasi 13 dan inspeksi 7.
Pada proses penimbangan minyak 2 terjadi proses operasi dan inspeksi karena
terjadi pengurangan jumlah dan perlu pemeriksaan yang disesuaikan dengan
ukuran. Pada proses penimbangan minyak 2 diberi penomoran sebagai operasi 14
dan inspeksi 8. Pada proses penimbangan gula 2 terjadi proses operasi dan
inspeksi karena terjadi pengurangan jumlah dan perlu pemeriksaan yang disesuaikan
dengan ukuran. Pada proses penimbangan gula 2 diberi penomoran sebagai operasi
15 dan inspeksi 9. Pada proses penimbangan garam 2 terjadi proses operasi dan
inspeksi karena terjadi pengurangan jumlah dan perlu pemeriksaan yang
disesuaikan dengan ukuran. Pada proses penimbangan garam 2 diberi penomoran
sebagai operasi 16 dan inspeksi 10. Pada proses penimbangan air terjadi proses
operasi dan inspeksi karena terjadi pengurangan jumlah dan perlu pemeriksaan
yang disesuaikan dengan ukuran. Pada proses penimbangan air diberi penomoran
sebagai operasi 17 dan inspeksi 11. Langkah selanjutnya mencampurkan terigu
dengan bahan lain atau proses pencampuran yang dibantu dengan alat mixer dengan
waktu yang dibutuhkan sebesar 600 detik. Pada proses pencampuran tersebut
terjadi proses operasi karena terjadi perubahan bentuk dan diberi penomoran
sebagai operasi 18. Setelah pencampuran dilanjutkan dengan proses pemotongan
adonan yang dibantu dengan alat pisau engan waktu yang dibutuhkan sebesar 7
detik. Pada proses pemotongan ini terjadi proses operasi dan inspeksi karena
terjadi perubahan bentuk menjadi lebih kecil dan memerlukan pemeriksaan yang
disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan dengan penomoran sebagai
operasi 19 dan inspeksi 12. Setelah isi telah siap, selanjutnya diisikan ke
kumbu yang dilakukan secara manual dengan waktu yang dibutuhkan sebesar 6 detik
setiap pengisian. Pada proses pengisian kumbu terjadi proses operasi karena
terjadi perubahan bentuk dan diberi penomoran sebagai operasi 20. Langkah
selanjutnya melakukan pengovenan yang dibantu dengan alat oven dengan waktu
yang dibutuhkan sebesar 600 detik. Pada proses pengovenan terjadi proses
operasi karena terjadi perubahan bentuk dan diberi penomoran sebagai operasi
21. Setelah pengovenan dilanjutkan dengan pengepakan yang memerlukan bahan
tambahan kardus dengan waktu yang dibutuhkan sebesar 12 detik. Pada proses
pengepakan terjadi proses operasi dan inspeksi dengan penomoran operasi 22 dan
inspeksi 13. Langkah yang terakhir adalah penyimpanan. Setelah semua proses
digambarkan kemudian membuat kesimpulan untuk masing-masing proses yang
terjadi. Pada pembuatan bakpia ini terjadi operasi sebanyak 22 dan inspeksi
sebanyak 13.
Peta proses operasi ini mempunyai banyak fungsi untuk
suatu industri, seperti menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap
komponen, menunjukkan urutan operasi pada tiap komponen, menunjukkan urutan
fabrikasi dan rakitan dari tiap komponen, menunjukkan kerumitan nisbi dari
fabrikasi tiap komponen, menunjukkan hubungan antar komponen, menunjukkan
panjang proses, menunjukkan titik tempat komponen memasuki proses, menunjukkan
tingkat kebutuhan sebuah rakitan bagian, membedakan antara komponen yang dibeli
dan dibuat, membantu perencanaan tempat kerja mandiri, menunjukkan alat yang
dibutuhkan, menunjukkan sifat pola aliran bahan, menunjukkan sifat masalah
penanganan bahan, menunjukkan kesulitan yang mungkin timbul dalam aliran
produksi, memperkirakan kebutuhan bahan baku, dan mencatat proses pembuatan.
Setelah membahas mengenai peta proses operasi, selanjutnya membahas
mengenai peta aliran proses. Yang
dimaksud dengan peta aliran proses adalah suatu peta yang akan menggambarkan semua
aktivitas produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses
pelaksanaan kerja. Pada prinsipnya peta aliran proses hampir sama
dengan peta proses operasi. Pada peta aliran proses semua aktivitas
perpindahan material yang dilakukan antar departemen digambarkan lebih jelas. Prinsip
aliran proses hampir sama dengan peta proses operasi. Perbedaan pokok berada
pada penggunaan simbol, dimana untuk peta aliran proses semua simbol akan
menggambarkan aliran proses kerja dari awal hingga akhir proses dan
penggambarannya bukan per produk tetapi per komponen. Dengan demikian disini
ada tambahan tiga simbol yang dipakai yaitu simbol panah (transportasi), simbol
huruf ‘D’(delay), dan simbol segitiga terbalik (storage). Langkah-langkah
dalam menyusun bagan aliran proses adalah mencatat uraian kegiatan para
pekerja, mempersiapkan formulir atau bagan aliran proses yang akan digunakan,
memahami arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam menyusun bagan
aliran proses, mengamati dan membuat aliran serta mencatat waktu dari
kegiatan pertama ke kegiatan berikutnya yang dilakukan oleh para pekerja
dan menganalisa kegiatan-kegiatan mana yang sebenarnya tidak perlu dilakukan
dan kegiatan-kegiatan mana yang harus tetap dilakukan. Berdasarkan data dari
pembuatan bakpia 25 kami membuat dua peta aliran proses, yaitu peta aliran
proses untuk pembuatan kumbu dan peta aliran proses untuk pembuatan kulit. Pada
peta aliran proses ini terdapat beberapa informasi, seperti apa saja kegiatan
yang dilakukan, jumlah proses yang dilakukan, keterangan tanggal pemetaan,
uraian keterangan mengenai perlakuan yang dilakukan.
Pada peta aliran proses pembuatan kumbu terjadi banyak perlakuan, seperti
penyimpanan kacang hijau di gudang yang mengalami proses penyimpanan,
penimbangan kacang hijau yang mengalami proses operasi dan inspeksi yang
dibantu dengan alat timbangan, penggilingan kacang hijau pertama mengalami
proses operasi dengan berat 25 kg dengan waktu 40 detik yang dibantu dengan
alat grinder, pemindahan kacang hijau yang mengalami proses transportasi dengan
jarak 5,77 meter yang dilakukan secara manual, perendaman kacang hijau yang
mengalami proses operasi dengan waktu 7200 detik dibantu dengan alat ember,
pemisahan kulit yang mengalami proses operasi dengan waktu 22 detik yang
dibantu dengan alat saringan, pemindahan kacang hijau dengan jarak 12 meter yang dilakukan dengan
cara manual, pengukusan kacang hijau yang mengalami proses operasi dengan waktu
7200 detik yang dibantu dengan alat boyler, pemindahan kacang hijau yang
mengalami proses transportasi dengan jarak 4 meter yang dilakukan secara
manual, penggilingan kacang hijau kedua yang mengalami proses operasi dengan
waktu yang dibutuhkan sebesar 600 detik yang dibantu dengan menggunakan alat
mesin penggiling, pemindahan kacang hijau yang mengalami proses transportasi
dengan jarak sejauh 2,6 meter yang dilakukan secara manual, pencampuran bahan
tambahan dengan kacang hijau yang mengalami proses operasi dan inspeksi dengan
total berat sebesar 45,75 kg yang dilakukan secara manual, pemasakan kumbu yang
mengalami proses operasi dengan waktu sebesar 7200 detik yang dibantu dengan menggunakan
alat mixer, pemindahan kumbu yang mengalami proses transportasi sejauh 5 meter
yang dilakukan dengan cara manual., pendinginan kumbu yang mengalami proses
operasi dan inspeksi dengan waktu sebesar 86000 detik yang dibantu dengan
menggunakan alat meja yang dikerjakan secara manual, pemindahan kumbu yang
mengalami proses transportasi sejauh 2,53 meter yang dilakukan secara manual,
penghalusan kumbu yang mengalami proses operasi yang dikerjakan secara manual,
pemindahan kumbu yang mengalami proses transportasi sejauh 18 meter, pengisian
kumbu dalam kulit mengalami proses operasi dan inspeksi dalam jumlah 62,2 kg
dan dalam waktu 6 detik, pemindahan bakpia yang mengalami proses transportasi
sejauh 2,4 meter, pengovenan bakpia yang mengalami proses operasi yang
mengalami proses operasi selama 600 detik, pemindahan bakpia yang mengalami
proses transportasi sejauh 4 meter, pengepakan bakpia yang mengalami proses
operasi dan inspeksi selama 12 detik dan yang terakhir penyimpanan. Pada peta
aliran proses dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan pembuatan kumbu terjadi 13
operasi selama 109281 detik, 5 pemeriksaan dengan waktu 86452 detik, 10
transportasi, 2 penyimpanan. Dengan demikian secara keseluruhan terjadi 30
proses dengan total waktu selama 195233 detik.
Pada pembuatan kulit dapat diuraikan bahwa selama pembuatan terjadi
beberapa perlakuan, seperti penyimpanan terigu yang disimpan di gudang,
penimbangan terigu yang mengalami proses operasi dan inspeksi dengan jumlah
sebesar 12 kg yang dibantu dengan alat timbangan, pencampuran bahan tambahan
yang mengalami proses operasi dengan jumlah 20,45 kg dan dalam waktu 600 detik
yang dibantu dengan menggunakan alat mixer, pemindahan adonan yang mengalami
proses transportasi sejauh 9,5 yang dilakukan secara manual dan pemotongan
adonan yang mengalami proses operasi dan inspeksi selama 7 detik yang dibantu
dengan alat pisau. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan kulit terjadi
operasi sebanyak 3, pemeriksaan sebanyak 2 kali, transportasi sebanyak 1 kali
dan penyimpanan sebanyak 1 kali dengan jumlah total keseluruhan proses sebanyak
7 kali dengan waktu total sebesar 607 detik.
Fungsi peta aliran bahan di dalam suatu perusahaan dapat digunakan untuk mengurangi operasi yang tidak perlu, mengurangi jarak
perpindahan, menunjukkan operasi yang dapat digabung, menunjukkan operasi atau
inspeksi yang berlebihan dan menunjukkan pekerjaan dan lokasi yang menimbulkan
masalah.
Setelah selesai membuat peta aliran proses selanjutnya dibuat ke dalam
diagram aliran. Yang dimaksud dengan diagram aliran adalah suatu gambaran
menurut skala dari susunan lantai dan gedung yang menunjukkan lokasi dari semua
aktivitas yang terjadi dalam peta aliran proses. Diagram aliran ini terlihat
akan lebih mempunyai arti di dalam usaha menganalisa tata letak pabrik dan
pemindahan bahan, karena di sini akan digambarkan layout dari pabrik.
Dengan mengamati arah lintasan atau aliran proses maka akan bisa dilihat dan
dipertimbangkan pada lokasi-lokasi kerja yang mana suatu lokasi pemindahan
bahan akan terlihat kritis. Arah gerakan dalam diagram aliran proses dinyatakan
dengan anak panah kecil yang dibuat di sepanjang garis lintasan. Diagram aliran
digunakan untuk melengkapi bagan aliran proses. Di dalam diagram aliran
ini akan ditunjukan diagram aliran yang berlaku sekarang dan juga yang
diusulkan.
Tata letak suatu fasilitas menentukan aliran umum gerakan orang dan bahan
di dalam fasilitas yang bersangkutan dan memiliki dampak yang penting pada
efisiensi pengoperasian. Berdasarkan data yang diperoleh, aliran bahan pada
diagram aliran terjadi menjadi dua aliran, yaitu aliran pembuatan kumbu dan
aliran bahan pembuatan kulit. Pada pembuatan kumbu diawali dari penyimpanan
dari gudang yang semua prosesnya sama dengan peta aliran proses yang hanya
dipindah ke dalam bentuk gambar sesuai denah pabrik dengan skala perbandingan
1:200. Tujuan dari pembuatan digram aliran ini untuk membuat tata letak yang baik kemudian dapat
berfungsi untuk meminimasi backtracking (aliran bolak balik), meminimasi
penundaan pekerjaan atas material, meminimasi penanganan material,
mempertahankan atau meningkatkan fleksibilitas baik dari segi variasi rancangan
produk maupun jumlah yang dapat diproduksi, termanfaatkannya tenaga kerja dan
ruang secara efektif, meningkatnya semangat moral karyawan dalam bekerja, memberikan
kemudahan perawatan fasilitas dan kebersihan, mengurangi kemacetan yang menghalangi
gerakan orang atau bahan, meminimumkan biaya penanganan bahan, mengurangi
bahaya bagi karyawan, memanfaatkan tenaga kerja secara efisien, meningkatkan
semangat kerja dan memanfaatkan ruang yang tersedia secara efektif dan efisien,
memberikan fleksibilitas.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Peta
proses operasi (Operation Process Chart) pada proses pembuatan bakpia
terbuat dari bahan utama kacang hijau dengan bahan tambahan garam, minyak,
gula, air, terigu dengan total proses operasi
sebanyak 22 dan inspeksi sebanyak 13.
2.
Peta aliran proses dalam pembuatan bakpia untuk bahan kacang hijau
terdapat operasi sebanyak 13 dengan waktu 109.281 detik, inspeksi sebanyak 5 dengan waktu 86452 detik, transportasi sebanyak 10 dan penyimpanan
sebanyak 2 dengan total kegiatan sebanyak 30 dan total waktu sebesar 195.233
detik. Peta aliran proses dalam
pembuatan bakpia untuk bahan adonan terdapat operasi sebanyak 3 dengan waktu 607 detik, inspeksi sebanyak 2, transportasi
sebanyak 1 dan penyimpanan sebanyak 1
dengan total kegiatan sebanyak 7 dan total waktu sebesar 607 detik.
3.
Diagram aliran pada proses pembuatan bakpia terdiri dari dua aliran, yaitu aliran kacang
hijau dan aliran bahan adonan.
B.
Saran
1. Diharapkan
assisten memberi penjelasan terlebih dahulu sebelum praktikum.
2. Diharapkan
suasana yang tenang pada saat praktikum.
3. Diharapkan
praktikan tidak bercanda pada saat praktikum.
4. Diharapkan
assisten membantu praktikan dalam berdiskusi.